Teruntuk teman yang akan selalu ku kenang,
Bukankah Tuhan adalah sutradara yang tak tertandingi keagungannya? Dari susunan skenario yang dahulu kita ratapi, menuju perjalanan yang kita syukuri tak ada habisnya.
Hari ini aku mulai menemukan alasan akan alur skenario tersebut. Kehadiranmu adalah antusiasme yang mendebarkan bagiku.
Lisanmu yang tak hentinya memuja --dan terkadang diselingi dengan senda gurau-- yang menjadikanmu begitu menyenangkan.
Terima kasih karena selalu menghangatkan hariku,
siang dan malam,
dalam keberadaan dan keluputan,
saat kilau maupun gelap.
Aku mungkin teman yang paling redup diantara hidupmu yang gemilang, tapi bagiku kehadiranmu sungguh menghangatkan.
Terima kasih akan hasrat dan talenta yang telah kamu bagikan.
Teruslah menjadi cahaya pertama di ufuk timur.